http://saaqinah.blogspot.com/p/alhamdulillah.htmlwww.saaqinah.blogspot.comhttp://www.saaqinah.blogspot.com/2013/12/tutorial-blog-unyu-unyu.html#morehttp://saaqinah.blogspot.com/p/blog-page_23.htmlhttp://saaqinah.blogspot.com/p/komputer.htmlhttp://saaqinah.blogspot.com/p/catatan-muslimah.htmlhttp://saaqinah.blogspot.com/p/unduh.html

Kisah Cinta dari Seorang Lelaki Biasa

Cerita ketiga saya kali ini berjudul :

"Kisah Cinta dari Seorang Lelaki Biasa"

      
  Panas terik matahari sudah mulai mencapai puncaknya namun lelaki itu masih dengan giat bekerja menawarkan barang dari rumah ke rumah. Ya lelaki itu adalah seorang salesman yang bernama naufal lengkapnya naufal priyoatmojo. Lelaki paruh baya itu sudah bekerja di sebuah perusahaan ternama dijakarta satu setengah tahun lamanya. Dia adalah seorang lelaki perantauan dari desa yang telah kehilangan sanak saudara dan orang tuanya, oleh karena itu dia mencoba mengadu nasib di Jakarta. Dia adalah seorang sarjana manajemen bisnis S-1, namun karena nasibnya yang kurang mujur dia hanyalah menjadi seorang salesman. Namun dia tidak pernah berputus asa dan selalu bersyukur atas apa yang sudah dia dapatkan hari. Suatu hari dia bertemu dengan seorang wanita saat sedang makan di sebuah restoran, mereka duduk bersama karena saat itu meja sudah penuh semua dan hanya ada satu meja kosong untuk mereka berdua, mau tak mau mereka pun harus duduk bersama. Percakapan pun mulai muncul diantara keduanya,


“biasa makan disini mba ?” kata sang pria.

“ya mas saya biasa makan siang disini kalo istirahat” jawab sang wanita.

“ooh, perkenalkan nama saya naufal” sambung pria itu.

“saya vina mas, salam kenal” jawab wanita itu.

“saya panggil vina ajja boleh mba ?” Tanya sang pria.

“silahkan mas keliatan lebih santai” jawabnya.

        Selang beberapa lama bercengkrama sang wanita memutuskan untuk pergi duluan karena dia harus kembali bekerja, naufal pun mempersilahkannya. Semenjak itu mereka mulai sering bertemu dan makan siang bersama, mulai tukar no hp dan mulai berkenalan lebih jauh lagi. Vina adalah seorang anak dari direktur utama perusahaan ternama di kota bogor, dan dia dipercaya sebagai pemegang perusahaan. Dalam usianya yang cukup muda dia adalah seorang wanita karir yang sukses dan menjadi idaman para pria. Vina mempunyai paras yang cantik kulit putih bersih dan senyuman yang bisa dikatakan membuat para pria jatuh hati padanya. Entah apa yang membuat naufal menjadi salah satu pria yang menarik untuknya, semenjak pertama bertemu itu sebenarnya naufal sudah menaruh hati kepada vina. Ternyata naufal pun bukan cinta bertepuk sebelah tangan, setelah sering bertemu tumbuh benih cinta dalam hati vina. Tak lama setelah mereka dekat akhirnya mereka pun sepakat untuk menjalin hubungan yang lebih serius dari seorang teman yaitu kekasih. Hampir 2 tahun sudah mereka berpacaran dan mereka sepakat untuk menuju jenjang selanjutnya, yaitu tunangan dan kemudian melangsungkan akad nikah. Namun masalah mulai timbul disini, semua keluarga vina tidak ada yang setuju dan semua heran kepada dia. Apa yang vina lihat dari lelaki itu ? wajahnya ? kekayaannya ? tanggung jawabnya ? kasih sayangnya ? atau apanya ? semua terlihat heran saat pertama melihat naufal datang kerumah vina. tanpa basa basi naufal mencoba untuk beramah tamah dengan kedua orang tua vina.

“malam om” naufal membuka pembicaraan.

“malam” jawab ayah vina.

“perkenalkan saya naufal kekasihnya vina” kata naufal.

“iya saya sudah tau” jawab ayah vina ketus.

Tak menyerah naufal kembali bicara “saya kemari mau melamar vina om”

Dengan wajah tak ramah ayah vina hanya menjawab “Tanya sendiri saja dengan vina mau tidak”.

“tapi saya butuh restu dari om dan tante” jawab naufal dengan nada lirih.

“itu urusan saya nanti, sekarang sebaiknya kamu pulang sudah malam lanjutkan besok” dengan nada yang cukup keras dan tidak ramah sama sekali.

Naufal pun ijin pulang kepada ayah dan ibu vina “saya pulang dulu om tante”.

Ayah vina hanya menjawab dengan ketus “ya silahkan, selamat malam”.

        Keesokan harinya rutinitas kehidupan pun berjalan dengan biasa, namun ada yang berbeda dengan naufal. Dia terlihat muram karena masih cukup kecewa dan sakit hati dengan ayah dan ibu vina namun dia coba untuk tidak memperlihatkannya depan vina saat makan siang bersama. Mereka pun bertemu di restoran yang sama seperti biasa untuk makan siang. Vina memperhatikan wajah naufal yang terlihat muram dan mulai bertanya.

“kamu kenapa fal ?” tnya vina.

“a..a.. aku gpp kog vin Cuma cape ajja” jawab naufal dengan sedikit tersekat.

“beneran gpp ? wajah kamu kaya muram banged gitu ?” Tanya vina sekali lagi.

“beneran aku gpp kog Cuma cape ajja tadi panas banged” jawab naufal untuk meyakinkan vina.

“yaudah kalo gitu, aku punya kabar soal hub kita fal” jawab vina dengan lirih.

“gimana dengan orang tua kamu vin ?” jawab naufal dengan sedikit gugup.

“mereka bilang semua terserah aku, karena nantinya aku yang akan menjalani semuanya” jawab vina dengan yakin.

“terima kasih ya sayang aku janji nda akan mengecewakan kamu atas pilihan ini” jawab naufal dengan wajah girang.

        Mereka pun menyelesaikan makan siangnya dan bersiap kembali ke kantornya masing masing. Sekian lama mereka berpacaran orang tua vina tetap ketus kepada naufal dan seperti tidak menerima kehadirannya setiap datang kerumah. Dan setiap malam pun vina selalu ditanya oleh keluarganya mengapa dia memilih dia untuk menjadi suaminya, hampir setiap malam vina berdebat dengan 2 kakak lelakinya dan ayah ibunya. Vina selalu dipojokan dengan pertanyaan mereka. Jika difikir pun memang kita semua akan bertanya, mengapa wanita cantik, mapan, matang, kaya seperti vina bisa jatuh cinta kepada lelaki seperti naufal yang wajah biasa, pekerjaan tak terlalu mapan, dan asal usul yang tidak jelas, namun 1 hal yang meyakinkan vina bahwa dia yakind jika naufal mencintainya tulus bukan dasar siapa dia sekarang.

         Hari demi hari pun berlalu akhirnya hari H itu pun datang, hari dimana mereka akan melangsungkan akan nikah di sebuah masjid dengan acara yang tidak terlalu mewah karena naufal tidak menginginkannya. Akad nikah pun dilangsungkan dan akhirnya mereka resmi menikah pada hari itu. Mereka pun sepakad untuk tinggal sendiri dan membeli rumah di kawasan yang tidak terlalu elit di bogor. Kehidupan mereka pun seperti biasa tetap bekerja di pekerjaannya masing masing. Menginjak 1 tahun pernikahannya para tetangga mulai membicarakan mereka, ada yang menghujat mengejek dan bisik bisik jika mereka sedang berjalan bersama. “apa sih yang dilihat wanita itu dari sii lelaki ? penghasilan lebih besar istrinya, istrinya cantik begitu namun lelakinya tidak ada yang bisa di banggakan” kata salah seorang tetangga yang berbisik kepada tetangga lainnya. Mendengar hal itu vina hanya mengelus dada dan mencoba sabar tidak memperdulikannya. Pernah suatu waktu vina menyuruh naufal untuk berhenti bekerja saja karena vina merasa penghasilannya sudah cukup untuk menghidupi mereka. Namun naufal mencoba menolaknya dengan halus “maaf din bukan maksud kakanda untuk menolak usul baik adinda, namun kakanda lebih senang jika bekerja daripada harus berdiam diri dirumah, toh hasil jerih payah kakanda juga itung itung menambah tabungan kita nantinya”. Vina mencoba mengerti dan tersenyum mendengar jawaban dari naufal “ya sudah kalau itu kemauan kakanda, adinda menerima saja” jawab vina. Akhirnya setelah beberapa lama menikah menginjak tahun kedua vina dikaruniai kehamilan dan sementara cuti untuk bekerja. Sehingga semua pekerjaan rumah, kantor, dan yang lainnya dikerjakan oleh naufal semua, karena dia tidak ingin vina kecapean. Vina merasa senang melihat dan memiliki suami yang begitu tanggung jawab dan perhatian kepadanya. Namun berbeda dengan pendapat keluarga vina itu, mereka malah mau mengajak vina tinggal dirumahnya saja karena takut jika disana dia tidak terurus. Naufal sedikit merasa kecewa dan terpukul oleh omongan sang ayah, namun dia tetap mencoba sabar dan menjawab dengan nada sopan “saya masih bisa om mengurus vina dan lainnya disini sendiri tidak perlu merepotkan om dan tante”. Vina pun ikud berbicara “biarkan vina disini yah nemenin suami vina”. Ayah vina hanya menjawab “yasudah terserah kalian” dengan nada ketus kemudian pergi.

          Akhirnya 8 bulan lebih pun berlalu, kehamilan vina sudah mulai menginjak kelahirannya. Perutnya sudah sangat membesar dan naufal suaminya pun semakin hati hati menjaga dia tidak sedetik pun dia lewatkan bersamanya. Namun naas kejadian yang tidak diinginkan menimpa vina istrinya itu, saat dia sedang ke kamar mandi sendirian malam malam dia terjatuh dan mengalami pendarahan, naufal yang sedang tertidur pun terbangun saat menyadari vina tidak ada bersamanya dikamar. Naufal panik dan mencarinya kesana kemari, saat dia menemukan vina pingsan di kamar mandi dia shock dan langsung membawanya ke rumah sakid menggunakan mobilnya. Dengan perasaan bingung, takut, kalap, dan tidak tahu harus bagaimana memacu mobilnya semakin kencang dan bibirnya tidak berhenti bershalawat. Setibanya dirumah sakid vina langsung di bawa ke ruang UGD karena memang sudah mulai parah. Tak lupa naufal menelfon keluarga vina dan mereka sesegera mungkin datang ke rumah sakid, mereka semua sontak menyalahkan naufal semua karena tidak bisa menjaganya dengan baik. Naufal disana hanya bisa sabar tawakal dan pasrahkan semuanya ke Allah SWT, tak henti hentinya naufal bershalawat bibirnya melafalkan kalimat allah. Setelah beberapa jam menunggu dokter keluar dari ruang operasi dan berkata kepada keluarganya “disini mana suaminya ?” naufal menjawab dengan gugup “saya dok, vina bagaimana ? apa tidak apa apa ?” dokter hanya menjawab “ikud ke ruangan saya”.

“sebenarnya vina kenapa dok ? bagaimana dengan dia dan kandungannya ?” naufal bertanya dengan sangat gugup dan panic.

“sepertinya istri bapak kemungkinannya untuk hidup hanyalah 10% begitu juga dengan bayinya” jawab dokter itu.

          Sontak naufal menangis dan bingung harus menjawab dan berkata apa kepada keluarga vina. Saat itu naufal benar benar bingung harus melakukan apa, namun dia percaya Allah akan selalu berada di sisinya dan senantiasa mendengarnya. Naufal berkata kepada dokter itu “kemungkinan operasi berapa persen dok untuk bisa melahirkan ?” dokter menjawab “kemungkinannya tak lebih dari 20%, bagaimana ?” naufal dengan yakind menjawab “jika itu jaland yang terbaik tolong lakukan yang terbaik untuknya dok”. Dokter menjawab “baiklah, rumah sakit ini akan berusaha semampu mungkin untuk menolongnya”. Jam demi jam pun berlalu keluarga vina memilih untuk pulang kerumah, namun tidak dengan naufal. Dia tak henti hentinya menunggu dirumah sakid itu untuk sholat dan shalawat terus menerus meminta kesembuhan untuk istrinya tercinta. Setelah beberapa jam terlewati dokter mengabarkan bahwa bayinya dapat terselamatkan namun istrinya naas dia koma dan kemungkinan untuk kembali hidup terlalu sedikit. Perasaan naufal benar benar campur aduk bingung shock dan seperti tidak punya gairah untuk hidup karena wanita satu satunya yang sangat dia sayang sekarang sedang terbaring lemah tak berdaya dirumah sakid. Tak henti hentinya naufal bolak balik kerumah sakid untuk menemani istrinya itu, hampir setiap harinya kegiatannya hanyalah mengurus 2 buah jagoan kecilnya dan 1 perempuan anaknya itu. Tak pernah lelah dan tak pernah mengeluh atas kejadian yang dia hadapi ini, dia selalu mencoba tegar dan sabar. Setiap malam dia sempatkan untuk sholad tahajud di kamar istrinya dan tak henti berdoa terus sambil sesekali memegang tangan istrinya dan membisikan cerita sehari harinya dan melafadkan lafat Allah ditelinganya. Setengah sudah berlalu istrinya koma dirumah sakid terbujur lemah tak bergerak, keluarganya hanya bisa pasrah dan mulai tergerak hatinya melihat perjuangan naufal itu. Dia tak pernah lelah apa lagi mengeluh di depan mereka semua, dia ikhlas menjalani semua ini karena dia yakind atas kesembuhan istrinya itu. Akhirnya menginjak bulan ke 7 sebuah keajaiban terjadi, vina istrinya mulai tersadar saat naufal sedang tahajud dirumah sakid itu. Vina memanggil dengan suara yang sangat lirih “kakanda … kakanda” dengan wajah girang dengan derail air mata naufal langsung bangun dan menuju tempat tidur vina, “iiah adinda ? ada apa ? apa yang kau butuhkan” jawab naufal dengan wajah bahagia terharu. “adinda kangen sama kakanda, berapa lama adinda dsini ?” jawab vina dengan nada lirih, “7 bulan lamanya kamu berada disini din” jawab naufal dengan nada sesenggukan karena menangis bahagia. Langsung naufal memanggil dokter untuk memeriksa vina, dan hasilnya ajaib vina sudah mulai pulih dan dalam beberapa hari ato minggu dia sudah boleh pulang. Kabar gembira ini pun langsung naufal kabarkan kepada keluarga vina, mereka langsung datang dan bersujud sukur kepada Allah swt. Mereka berterima kasih kepada naufal yang senantiasa setia menjaga vina hingga pulih seperti ini. 3 minggu berlalu akhirnya vina sudah di perbolehkan pulang, namun naas dia lumpuh dan tak bisa menggerakan kakinya. Akhirnya vina kehilangan semua pekerjaannya, dan sang suami lah yang menggantikan jabatanya itu.

        Hampir 2 tahun sudah keadaan itu dialami oleh vina dan naufal, namun cinta naufal ke vina tidak pernah berkurang sedikitpun. Dengan telaten dia menjaga vina merawat vina dan mengurus semua buah hatinya, dan tak lupa setiap sore dia mengajak vina dan anak anaknya berjalan jalan keliling komplek. Dan cibiran tetangga pun mulai terdengar lagi, “beruntung sekali wanita itu memiliki laki laki semulia dia, yang tidak pernah letih mengurusnya dan menjaganya” kata salah satu tetangga, dan tetangga lainnya menjawab “kalo aku jadi lelaki itu mungkin aku akan mencari wanita lain saja yang jauh lebih normal dari dia”. Sontak hati vina seperti teriris dan ingin menangis minta pulang kerumah. Dia berkata kepada suaminya “mas kenapa kamu tidak mencari wanita lain saja yang jauh lebih bisa melayani kamu lebih dari aku ?” naufal menjawab dengan halus dan sabar “adinda kenapa berkata seperti itu ?” vina menjawab sambil menangis terisak “aku tak pantas buat kamu mas, aku ini tidak cantik, aku lumpuh, dan yang pasti aku tidak bisa membahagiakanmu” naufal menjawab lagi dengan sabar dan halus “kenapa aku harus meninggalkanmu ? aku mencintaimu bukan dasar siapa kamu sekarang, aku mencintaimu tulus jauh dari lubuk hatiku, apakah aku mencintaimu hanya karena paras dan hartamu ? tentu saja tidak” vina menjawab “tapi mas aku ini benar benar tidak pantas untuk mu aku tidak bisa apa apa sekarang ini, hanya akan menyusahkanmu saja” dengan halus naufal menjawab lagi “kenapa kamu dulu tidak meninggalkan aku ? padahal diluar sana jauh lebih banyak pria yang lebih mapan dan tampan daripada aku tentunya ?” vina hanya menjawab “karena aku cinta sama kamu mas, aku yang udah milih dan nentuin kamu jadi pendamping hidup ku” naufal menjawab “begitu juga jawaban ku din, aku tidak akan pernah meninggalkan mu karena kamu juga tidak pernah meninggalkan ku, aku masih disini untuk setia menjagamu sampai kapanpun” vina kembali menangis “terima kasih mas kamu benar benar pria yang bisa jadi pegangan hidupku, aku bener bener bangga udah milih kamu jadi suami ku” sambil mengusap air mata istrinya dan memeluknya berkata “iyah sayang sama sama” kemudian mengecup kening istrinya yang sudah mulai pucat dan keriput itu karena dimakan usia. Pernah suatu sore mereka berdua akan berjalan jalan di taman, sebelumnya naufal mendadani vina dengan cantik dengan make up, mengkilatkan kuku, dengan baju yang cantik, dan lainnya. Vina bertanya “untuk apa semua ini mas ? mau diapakan saja aku tetap seperti ini” naufal hanya menjawab dengan tulus “aku ingin adinda terlihat cantik meskipun seperti sekarang ini, buat aku di dunia ini tidak ada wanita yang lebih cantik daripada adinda” vina merasa terharu dan menangis di pelukan naufal. Ya lelaki itu lelaki yang rela menghabiskan waktunya hanya untuk seorang wanita yang bisa dikatakan kurang beruntung. Sekarang 28 tahun sudah umur pernikahan mereka yang dikarunia 2 orang jagoan kecil dan seorang gadis cantik yang sudah pada dewasa.



Ini adalah cinta dari seorang lelaki biasa yang tidak punya sesuatu apapun untuk dibanggakan, hanya sebuah kesetiaan yang dia punya untuk selalu membahagiakan istrinya. Dari sini kita dapat belajar akhir cerita yang indah tidak selalu mempunyai awal yang manis dan cerita yang berakhir sedih tidak selalu memiliki awal yang sedih. Pesan moral yang bisa kita dapat dari cerita ini adalah, jangan pernah memandang orang sebelah mata apa lagi hanya dari luarnya saja. so do not ever judge people from the outside, but also from deep in his heart.


No comments:

Post a Comment